kemanusiaan suaka

Kondisi Gaza Memburuk: Akankah Indonesia Memberikan Sistem Suaka?

Gaza, Suaka, ascella

Langit Gaza yang Mendung Setiap Hari

Konflik ber kepanjangan di Gaza memperburuk kehidupan warga sipil. Apakah Indonesia bersiap memberikan Sistem suaka sebagai bentuk nyata solidaritas kemanusiaan? “Kami kehilangan segalanya—rumah, sekolah, bahkan tempat untuk sekadar bernafas lega,” tutur Ahmed sambil memeluk anak perempuannya yang ketakutan. Di Gaza, waktu terasa seperti bom waktu. Dentuman menjadi penanda jam, dan malam hari bukan waktu untuk tidur, tapi berjaga.

Tak sedikit keluarga yang kini hidup tanpa kepastian. Bagi mereka, keselamatan bukan hak yang terjamin, tapi keberuntungan. Maka muncullah tanya di ujung harapan: apakah Indonesia bisa menjadi tanah singgah untuk jiwa-jiwa yang tercerabut?


Apa Itu Sistem Suaka dan Bagaimana Indonesia Menyikapinya?

Gaza, sistem Suaka, ascella

Sistem Suaka bukan hanya dokumen atau cap imigrasi. Ia adalah keputusan berani sebuah negara untuk merangkul mereka yang ditolak tanah kelahirannya. Indonesia belum meratifikasi Konvensi Pengungsi 1951, namun realitas menunjukkan bahwa ribuan pengungsi telah tinggal dan menetap sementara di sini.

Meski demikian, untuk warga Palestina—terutama yang melarikan diri dari Gaza—belum terlihat wacana serius mengenai peluang tersebut dalam kebijakan nasional.


Jejak Dukungan Indonesia terhadap Palestina

Dukungan Indonesia terhadap Palestina bukan isapan jempol. Dari masa Orde Lama hingga kini, Palestina selalu mendapat tempat dalam diplomasi luar negeri Indonesia. Namun, dukungan tersebut masih belum menjelma menjadi perlindungan langsung.

Dengan meningkatnya eskalasi di Gaza, sudah waktunya kita bertanya: apakah suara kita cukup jika tidak disertai tindakan?

“Kita tak bisa membangun perdamaian dari jauh saja. Kadang, kita perlu menyediakan tempat duduk di rumah kita bagi yang kehilangan atap,” kata R. Fahmi, seorang pengajar di Jakarta Timur.


Pendapat Presiden Indonesia

Presiden Republik Indonesia, dalam beberapa kesempatan, menyatakan keprihatinan mendalam atas situasi kemanusiaan di Gaza. Dalam pidatonya di forum ASEAN dan sidang PBB, Presiden menegaskan bahwa Indonesia akan terus mendukung perjuangan rakyat Palestina dan menyerukan gencatan senjata segera.

Namun hingga kini, belum ada pernyataan eksplisit mengenai kemungkinan Indonesia memberikan Sistem suaka secara resmi bagi warga Gaza. Meski demikian, Presiden juga menekankan bahwa langkah kemanusiaan selalu terbuka, termasuk mendukung evakuasi medis dan penyediaan bantuan darurat melalui kerja sama dengan lembaga internasional.

“Indonesia akan terus berdiri bersama rakyat Palestina. Kami tidak akan diam melihat penderitaan saudara-saudara kita di Gaza,” ujar Presiden dalam keterangan pers di Istana Negara.

Tantangan dan Peluang Tindakan

Tentu, membuka pintu untuk pengungsi bukan hal remeh. Logistik, hukum, dan kesiapan sosial adalah tantangan nyata. Namun, ketika kita berhasil menjadi rumah bagi pengungsi Rohingya dan Afghanistan, ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki fondasi kemanusiaan yang kuat.

Langkah yang bisa diambil:

  • Menyediakan tempat tinggal sementara berbasis komunitas
  • Memberikan akses belajar bagi anak-anak pengungsi
  • Menjalin sinergi dengan organisasi kemanusiaan internasional

Suara-suara dari Tanah Air

Di desa-desa kecil hingga kota besar, empati tumbuh diam-diam. Banyak warga yang menyatakan siap menjadi bagian dari solusi. Mereka sadar bahwa bantuan tidak harus besar, asal tulus.

“Kami punya ruangan kosong di madrasah. Kalau mereka butuh belajar dan tempat tinggal, kami siap tampung,” ujar Pak Khairul dari Aceh.


Rute Kemanusiaan yang Perlu Dibuka

Alih-alih menunggu keputusan global, Indonesia bisa menjadi pelopor di Asia Tenggara dalam hal respons Sistem suaka dari konflik Gaza. Beberapa alternatif yang dapat digagas:

  • Penempatan sementara di zona aman
  • Skema visa darurat kemanusiaan
  • Program pemulihan psikososial untuk anak-anak

Langkah ini tidak hanya akan menyelamatkan, tapi juga mengangkat posisi Indonesia di mata dunia sebagai pelindung sejati bagi korban konflik.


Penutup: Dari Solidaritas ke Perlindungan Nyata

Gaza bukan sekadar berita yang lewat di layar ponsel. Di sana, manusia sedang kehilangan rumah, anak-anak kehilangan guru, dan orang tua kehilangan harapan.

Sistem Suaka, meskipun kecil dan terbatas, bisa menjadi jembatan hidup baru. Indonesia punya pilihan: tetap di pinggir sebagai simpatisan, atau melangkah ke tengah sebagai pelindung. Dunia sedang menunggu. Dan mungkin, Gaza juga.

“Mereka tidak menuntut banyak—hanya ruang aman untuk bertahan, dan kesempatan untuk berharap.”


1 Panduan Lengkap Sistem Suaka: Dari Krisis Hingga Perlindungan yang Bermartabat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *